Senin, 10 Maret 2008

Geneologi Sejarah Pesantren

Senin, 04 Februari 2008

Geneologi Sejarah Pesantren
(www.republika.co.id)


Asal usul dan kapan persisnya munculnya pesantren di Indonesia sendiri belum bisa diketahui dengan pasti. Bahkan, peneliti tarekat dan tradisi Islam asal Belanda, Martin Van Bruinessen, menyatakan tidak mengetahui kapan lembaga tersebut muncul untuk pertama kalinya.

Namun, memang banyak pihak yang menyebut --dengan berpijak pada pendapat sejarawan yang banyak mengamati kondisi masyarakata Jawa, Pigeud dan de Graaf-- pesantren sudah ada semenjak abad ke 16.

''Namun tidak jelas, apakah semua itu merupakan lembaga pendidikan tempat pengajaran langsung. Karena sebutan `pesantren' (sebuah istilah yang menurut saya baru muncul belakangan), patut dipertanyakan,''tulis Martin dengan mengutip pendapat pakar sejarah, Hoesien Djajadingrat, yang menulis buku mengenai sejarah Banten.

Disamping itu, menurut Martin, banyak penulis yang cenderung mengatakan bahwa keberadaan pesantren sebagai sarana kesenimbanguan dengan lembaga pendidikan pra-Islam, yang muncul dalam desa Perdikan. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya tetap, karena dengan status sebagai wilayah `bebas pajak kerja rodi' keterkaitan pesantren dengan desa Perdikan itu tampaknya tidak ada sangkut pautnya.

Apalagi, melalui survei pemerintahan kolonial Belanda yang dilakukan pada akhir abad ke-19, ternyata dari 211 desa Perdikan yang ada, ternyata hanya empat desa saja yang penghasilannya diberikan untuk membiayai pesantren. Inilah yang kemudian menguatakan argumenatsi bahwa pesantren berdiri tersendiri dan tidak ada sangkut pautnya dengan adanya desa Perdikan itu.

Dari catatan sejarah, lembaga pendidikan pesantren tertua dadalah Pesantren Tegalsari di Ponorogo, yang didirikan pada tahun 1724. Namun sekitar seabad kemudian, yakni melalui survei Belanda tahun 1819, tampak sekali bahwa pesantren tumbuh dan berkembang secara sangat pesat, terutama di seluruh pelosok Pulau Jawa. Survei itu melaporkan lembaga pendidikan ini sudah terdapat di Priangan, Pekalongan, Rembang, Kedu, Surabaya, Madiun, dan Ponorogo.

Melihat data itu Martin Van Bruinessen yakin bahwa sebelum abad ke 18 atau sebelum berdirinya Pesntren Karang, belum ada lembaga yang layak disebut pesantren. Yang ada hanyalah tempat pengajaran perorangan atau perorangan biasa atau tidak terstruktur.

Pada fakta lain, dalam Serat Centhini, memang sempat disebutkan bahwa tokoh Jayengresmi yanh hidup sezaman dengan Sultan Agung Mataram, yaitu pada paruh Abad ke-17, mempunyai lembaga pendidikan pesantren. Tapi ini diragukan karena serat Centhini baru disusun pada awal abad ke-19. S

Sedangkan, `klaim' lain bahwa pesantren sudah berdiri sejak ke-16 atau seiring masuknya Islam di Banten sudah ada pesantren yang disebut Perguruan Karang, juga diragukan.
(uba )

Tidak ada komentar: